Rabu, 23 Mei 2012

Banyu Anget Desa Sangubanyu Menyimpan Kenangan

 
Batang , Desa Sangubanyu merupakan desa paling pinggir yang menjadikan perbatasan antara kota Batang dan Kota Kendal. Desa Sangubanyu masuk wilayah Kecamatan Bawang paling timur sendiri. Desa Sangubanyu ternyata mempunyai potensi wisata daerah tersendiri yang sudah dikenal masyarakat dalam maupun luar, dengan adanya “ Banyu Anget “ atau disebut pula pemandian Air Hangat.
         Namun keberadaan Banyu Anget tersebut ternyata mempunyai cerita tersendiri. Berikut petikan wawancara kami dengan salah satu tokoh warga masyarakat yaitu Bp. Kyai Haji Slamet Subkhi ( 85 th ) yang mempunyai kenangan cerita tentang keberadaan Banyu Anget tersebut. Awal mulanya pada tahun 870 terdapat bangunan yang dijadikan sebagai Gedung komplek Rumah Sakit Kusta yang dimulai Sejak pemerintahan Belanda. Air Hangat tersebut dikelola hanya diperuntukkan bagi orang-orang yang berpenyakit Kusta sebagai tempat terapi atau penyembuhan.
Lokasi tersebut juga terdapat peninggalan makam orang-orang belanda dan juga makam para pasien Penyakit kusta yang meninggal yang terletak disebelah selatan komplek gedung bagian timur.
Tahun demi tahun para pasien Penyakit Kusta berangsur-angsur kurang dan akhirnya dipindah di daerah Ketet, Tayu-Pati Jawa tengah dan di daerah Donorejo Jawa Timur.
         Gedung yang semula dijadikan sebagai Rumah Sakit bagi Pasien Kusta telah sepi. Pada waktu meletusnya pemberontakan PKI gedung tersebut dijadikan sebagai tempat berkumpulnya para Gerwani Indonesia. Yang pada akhirnya gedung tersebut dinamakan Tepatra. Para tahanan politik banyak yang ditahan di gedung tersebut.
         Hingga pada tahun 1979 semua tahanan politik dikembalikan ke daerah masing-masing. Kemudian gedung tersebut dialih fungsikan sebagai tempat Lembaga Anak Negara yang didatangkan dari daerah Tangerang pertama kalinya. Mulai tahun 1982 dialih fungsikan lagi menjadi Lembaga Pemuda Negara ( Lembaga Pemasyarakatan ) sampai Sekarang. Sebenarnya gedung tersebut dikelola oleh suatu lembaga Yayasan Bala keselamatan yang berpusat di daerah Bandung. Lokasi tersebut dibagi menjadi 2 ( dua ) bagian yaitu timur dan barat.
Namun gedung yang disebelah barat kalau dilihat sampai Sekarang hanya terlihat bekas jalan yang dihubungkan oleh Jembatan gantung, karena gedung tersebut dipisahkan oleh aliran sungai lampir yang merupakan perbatasan wilayah antara kota Batang dengan kota Kendal. Pada waktu sekitar 20 tahun yang silam sungai tersebut dilanda banjir bandang hingga meruntuhkan bangunan gedung yang berada disebelah barat. Dikatakan komplek oleh yayasan karena lembaga tersebut dibawah naungan Departemen Kesehatan.
Keberadaan tanah antara timur dan barat yang dikelola oleh yayasan sampai Sekarang masih dalam sengketa. Antara Departemen Kesehatan dengan Departemen Kehakiman. Keadaan sekarang mengenai  Air Hangat di pergunakan oleh masyarakat sekitar sebagai tempat untuk mandi dan juga sekaligus sebagai tempat terapi, berangsur-angsur masyarakat luar mengetahui dan mendengar keberadaan Air Hangat tersebut.  
         Banyak para masyarakat yang datang dari daerah luar hanya ingin menikmati suasana air hangat tersebut. Saking ramainya para pendatang yang datang warga masyarakat secara bergotong royong membangun jalur jalan menuju ke lokasi air hangat.
        Sebenarnya warga masyarakat sekitar khususnya Desa Sangubanyu mengharap adanya turun tangan pemerintah untuk ikut memperhatikan kondisi alam yang dapat dijadikan sebagai potensi wisata desa. Akhirnya sedikit demi sedikit terdapat beberapa warga masyarakat menggelar dagangan  kecil-kecilan dan juga untuk melayani para pelancong untuk menikmati suasana air hangat sembari minum secangkir kopi hangat di kawasan daerah tersebut.* (Adye)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar