Siapa yang
tak kenal Batik? Hampir semua negara didunia ini tahu dan kenal akan
Batik. Namun, Batik juga mempunyai jenis maupun kriteria sendiri. Pada
umumnya batik dicetak dalam sebuah kain ataupun media kertas. Lain
halnya dengan membatik, jika membatik pasti dituangkan dalam
sebuah kain. Ternyata Batik juga dapat di apresiasikan melalui
lukisan.
Patut ditiru dan di contoh, apa yang
telah dilakukan oleh siswa-siswi SMPN 3 Bawang dengan adanya kegiatan
melukis batik melalui media tembok dinding pagar sekolahnya. Sambil
memegang kuas dan cat tembok, anak-anak riang gembira dan sambil canda
tawa
sembari menorehkan goresan kuasnya dalam dinding tembok untuk melukis
batik yang didampingi oleh para guru beberapa hari lalu.
"Kami
menyambut baik atas acara yang digelar oleh pihak SMPN 3 Bawang, sebab
kegiatan tersebut dapat mendidik siswa-siswi SMP untuk dapat mencintai
budaya batik juga mencintai lingkungan sekitar dengan menorehkan seni
lukis batik sehingga dapat meningkatkan otak anak didik menjadi cerdas
dan terampil juga mencerdaskan imajinasi anak didik dalam hal karya
seni. Dan harapan kami kegiatan tersebut dapat berjalan terus dan
diprogramkan dengan baik,"jelas Kabid Pendidikan Menengah UPT Disdikpora
Batang Drs. Sabar Mulyono
"beberapa siswa ekpresikan karya lukisan" |
"Hal
ini dilakukan untuk memberikan pelajaran ekstra pada anak didik kami,
sehingga anak didik kami mempunyai nilai tambahan yakni terampil dan
terdidik dalam hal pengetahuan juga melukis dengan tema batik, selain
itu juga kami mengajak para siswa-siswi untuk mencintai budaya batik.
Sebab, batik merupakan budaya Indonesia yang harus kita jaga dan
lestarikan,"jelas Kepala Sekolah Juhandoyo SPd MPd.
Di
sela-sela kesibukannya menjadi kepala Sekolah, beliau juga menyempatkan
diri untuk berbaur dengan siswa-siswi sambil memberikan pengarahan
mengenai cara melukis batik di media dinding tembok pagar sekolahan.
Media yang dipilih sebagai sasaran yang digunakan
untuk melukis ada alasan tersendiri.
Tembok
pagar sekolahan biasanya hanya sebatas di cat biasa atau terkadang
menjadi sasaran tangan-tangan nakal sebagai ajang aksi corat-coret
sesuatu hal yang tidak bermanfaat. Untuk itu, belajar dari pengalaman
yang tidak baik, maka pihak sekolah mengarahkan pada siswa-siswinya
untuk mencintai budaya batik dengan menuangkannya melalui teknik melukis
batik.
"Saya
sangat senang sekali bisa mendapatkan pengalaman ini yang sebelumnya
belum saya dapatkan. Sehingga saya bisa mengapresiasikan lukisan ini
dengan gembira. Terlebih dengan melukis seperti ini saya merasa bangga
akan budaya batik, ternyata batik adalah budaya Indonesia yang harus
kita jaga dan lestarikan juga kita cintai,"ujar Fitri siswi kelas VIII.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar