Batang , Desa Sangubanyu merupakan desa paling pinggir yang
menjadikan perbatasan antara kota Batang dan Kota Kendal. Desa Sangubanyu masuk
wilayah Kecamatan Bawang paling timur sendiri. Desa Sangubanyu ternyata
mempunyai potensi wisata daerah tersendiri yang sudah dikenal masyarakat dalam
maupun luar, dengan adanya “ Banyu Anget
“ atau disebut pula pemandian Air Hangat.
Namun
keberadaan Banyu Anget tersebut ternyata mempunyai cerita tersendiri. Berikut
petikan wawancara kami dengan salah satu tokoh warga masyarakat yaitu Bp. Kyai
Haji Slamet Subkhi ( 85 th ) yang mempunyai kenangan cerita tentang keberadaan
Banyu Anget tersebut. Awal mulanya pada
tahun 870 terdapat bangunan yang dijadikan sebagai Gedung komplek Rumah Sakit
Kusta yang dimulai Sejak pemerintahan Belanda. Air Hangat tersebut dikelola
hanya diperuntukkan bagi orang-orang yang berpenyakit Kusta sebagai tempat
terapi atau penyembuhan.
Lokasi tersebut juga terdapat peninggalan makam
orang-orang belanda dan juga makam para pasien Penyakit kusta yang meninggal
yang terletak disebelah selatan komplek gedung bagian timur.
Tahun demi tahun para pasien Penyakit Kusta berangsur-angsur
kurang dan akhirnya dipindah di daerah Ketet, Tayu-Pati Jawa tengah dan di
daerah Donorejo Jawa Timur.
Gedung yang semula dijadikan
sebagai Rumah Sakit bagi Pasien Kusta telah sepi. Pada waktu meletusnya
pemberontakan PKI gedung tersebut dijadikan sebagai tempat berkumpulnya para
Gerwani Indonesia. Yang pada akhirnya gedung tersebut dinamakan Tepatra.
Para tahanan politik banyak yang ditahan di gedung tersebut.
Hingga
pada tahun 1979 semua tahanan politik dikembalikan ke daerah masing-masing.
Kemudian gedung tersebut dialih fungsikan sebagai tempat Lembaga Anak Negara
yang didatangkan dari daerah Tangerang pertama kalinya. Mulai tahun 1982 dialih
fungsikan lagi menjadi Lembaga Pemuda Negara ( Lembaga Pemasyarakatan ) sampai
Sekarang. Sebenarnya gedung tersebut dikelola oleh suatu lembaga Yayasan Bala
keselamatan yang berpusat di daerah Bandung. Lokasi tersebut dibagi menjadi 2 (
dua ) bagian yaitu timur dan barat.
Namun gedung yang disebelah barat kalau dilihat sampai
Sekarang hanya terlihat bekas jalan yang dihubungkan oleh Jembatan gantung,
karena gedung tersebut dipisahkan oleh aliran sungai lampir yang merupakan
perbatasan wilayah antara kota Batang dengan kota Kendal. Pada waktu sekitar 20
tahun yang silam sungai tersebut dilanda banjir bandang hingga meruntuhkan
bangunan gedung yang berada disebelah barat. Dikatakan komplek oleh yayasan
karena lembaga tersebut dibawah naungan Departemen Kesehatan.
Keberadaan tanah antara timur dan barat yang dikelola
oleh yayasan sampai Sekarang masih dalam sengketa. Antara Departemen Kesehatan
dengan Departemen Kehakiman. Keadaan sekarang mengenai Air Hangat di pergunakan oleh masyarakat
sekitar sebagai tempat untuk mandi dan juga sekaligus sebagai tempat terapi,
berangsur-angsur masyarakat luar mengetahui dan mendengar keberadaan Air Hangat
tersebut.
Banyak
para masyarakat yang datang dari daerah luar hanya ingin menikmati suasana air
hangat tersebut. Saking ramainya para pendatang yang datang warga masyarakat
secara bergotong royong membangun jalur jalan menuju ke lokasi air hangat.
Sebenarnya warga masyarakat
sekitar khususnya Desa Sangubanyu mengharap adanya turun tangan pemerintah
untuk ikut memperhatikan kondisi alam yang dapat dijadikan sebagai potensi
wisata desa. Akhirnya sedikit demi sedikit terdapat beberapa warga masyarakat
menggelar dagangan kecil-kecilan dan
juga untuk melayani para pelancong untuk menikmati suasana air hangat sembari
minum secangkir kopi hangat di kawasan daerah tersebut.* (Adye)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar