Batang-Untuk
meningkatkan swasembada bahan pangan khususnya beras, kelompok tani
"Sumber Rahayu" Desa Kalirejo Kecamatan Bawang Kabupaten Batang tengah
mengembangkan budidaya tanaman padi jenis Beras Merah lokal. Produk asli
sejak nenek moyang tersebut memang sudah lama sekali ada did aerah
tersebut. Namun
seiiring waktu tanaman yang hampir punah tersebut kini dikembangkan
kembali oleh para kelompok tani yang didampingi pihak Petugas Penyuluh
Lapangan (PPL) juga mantri tani dari Dinas Pertanian dan Peternakan
Kabupaten Batang.
Budidaya tanaman padi
beras merah lokal di Jawa Tengah kali pertama dikembangkan oleh
masyarakat kelompok tani desa Kalirejo binaan Kades Muhyidin yang
bekerjasama dengan pihak petugas penyuluh lapangan Dinas Pertanian dan
Peternakan Kabupaten Batang dan mantri tani dari BP3K kecamatan Bawang.
Kini
produk lokal beras merah Kalirejo mendapatkan apresiasi dari Gubernur
Jawa Tengah H Bibit Waluyo yang ternyata juga gemar dengan mengkonsumsi
beras merah lokal unggulan desa kalirejo kecamatan Bawang kabupaten
Batang tersebut.
"Budidaya tanaman padi
jenis beras merah ini sengaja kami kembangkan sehubungan adanya
permintaan pasar luar maupun lokal, selain itu juga budidaya tanaman ini
mendapat support dari pemerintah provinsi Jawa Tengah yang sudah
memberikan bantuan melalui APBD 1," ujar Petugas Penyuluh Lapangan Dinas
Pertanian dan Peternakan Kabupaten Batang Agus Sucipto SP.
Melalui
Sekolah Lapang
Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT) yang diiukuti oleh sejumlah 30
orang dari kelompok tani "Sumber Rahayu" Kalirejo ini, para petani dapat
mengembangkan dan mengolah budidaya tanaman tersebut apalagi dengan
adanya bantuan dari pemerintah provinsi, sehingga ada semangat bagi para
petani, selain meningkatkan hasil panen juga dapat memperbaiki ekonomi
warga menjadi bertambah serta bangga akan produk lokal daerah banyak
diminati oleh banyak orang.
Atas kerjasama dan ketekunan kelompok tani "Sumber Rahayu" Kalirejo
dengan pihak penyuluh, budidaya tanaman padi beras merah lokal tersebut
mendapatkan hasil yang sangat membanggakan. Pasalnya, tanaman budidaya
beras merah bisa menghasilkan produksi sebanyak 4,8 Ton / Ha dengan
menggunakan pola tanam legowo II atau hasil ubinan 2,5 x 2,5 m2, berbeda
dengan hanya menggunakan sistem tanam biasa hanya menghasilkan produksi
sebanyak 3 Ton/Ha. Dari perbedaan cara dan pola tanam tersebut berarti
ada peningkatan yang signifikan sebesar 1,8 Ton/Ha.
Dari
hasil pola tanam legowo II tersebut hanya membutuhkan jumlah benih
beras merah sebanyak 25 kg/Ha untuk mendapatkan hasil yang sedemikian
banyak. sehingga ada kecenderungan peningkatan hasil panen tanaman beras
merah lokal. Perbedaan jenis tanaman beras merah biasa dengan beras
merah lokal itu terlihat pada bagian warna batang tanaman, untuk tanaman
beras merah lokal pada batang terlihat batang padi berwarna merah
keunguan, sedangkan tanaman beras merah biasa pada batang terlihat warna
putih.
"Tanaman yang dibudidayakan oleh
para petani cenderung lebih menggunakan perawatan dengan obat herbal
atau alami untuk menangani masalah gangguan Organisme Pengganggu Tanaman
(OPT) serta hanya dengan mengandalkan pupuk organik. Tanaman padi beras
merah lokal juga banyak manfaatnya diantaranya, dapat mengatasi
penyakit seperti diabetes, stroke,
kanker, jantung serta meningkatkan daya kecerdasan pada otak. Selain
itu juga kelebihan tanaman padi beras merah lokal ternyata tahan
terhadap gangguan hama,"jelas Mantri Tani Suyono.
"Saya
sangat bangga akan produk lokal unggulan daerah ini, ternyata desa
Kalirejo mempunyai potensi alam yang berlimpah, juga ucapan terima kasih
atas kerjasama para Tenaga Harian Lepas (THL) Wartoyo dengan pihak
petugas penyuluh lapangan yang telah membantu para kelompok tani,"ujar
Camat Bawang Ulul Azmi AP MM
"Rencana kedepan
budidaya tanaman padi beras merah yang merupakan produk unggulan lokal
dapat menembus pasaran ekspor,"tandas kades Kalirejo Muhyidin.
wah sekarang udah gak ke urus...
BalasHapusNganggur tanpa tanaman...
Mampir sejenak ya ke gubuk jelek kami,,
www.simawur.blogspot.com
blog metal kalirejo bwg