Batang-Untuk
memajukan profesionalitas dalam bekerja kini pihak Dinas pendidikan dan
Olahraga (disdikpora) tingkat Provinsi dan Pemda setempat melakukan
kegiatan Uji Kompetesi Guru (UKG) yang bertujuan ntuk memajukan kualitas
dan profesionalisme para tenaga pengajar. Namun hal itu ternyata banyak
mendapatkan
dampak yang sangat bersifat intervensi. (1/8)
Sangat
memprihatinkan kondisi guru tenaga pendidik, khususnya guru sekolah
dasar. Hal tersebut terlihat disaat para peserta Uji Kompetensi Guru
berada didepan layar monitor dan harus
berhadapan dengan mengerjakan soal secara online yang telah disediakan
oleh panitia pusat. Bagi kalangan atau beberapa guru yang notaben jarang
memakai atau mengenal komputer apalagi internet maka tak heran bila
meraka sulit mengoperasikan alat tersebut. Namun apabila yang memegang
adalah seorang guru yang gemar dan rajin berlatih serta membaca maka
melihat masalah tersebut dirinya tidak akan bingung alias tidak akan
gaptek (gagap teknologi).
Ujian yang
dilakukan oleh panitia penyelenggara dan panitia pusat yang selalu
berkoordinasi dengan beberapa panitia daerah yakni sebagai koordinator
tempat/lokasi ujian kompetensi guru sudah menyiapkan segala sesuatunya,
mulai tempat, alat dan sarpras yang dibutuhkan hingga ke teknisi bagia
ujian serta salah seorang pengawas.
Seperti
yang dijelaskan oleh Yogi Wibowo, S.Pd, M.Pd selaku ketua panitia
penyelenggara koordinator daerah wilayah kecamatan Bawang
menyampaikan bahwa," kami secara terbuka sudah menyiapkan alat sarpras
dan tempat sebagaimana nantinya akan diadakannya uji kompetensi guru,
dari ketersedian jaringan internet ke server dan pelayanan yang lainnya,
namun jika saya perhatikan banyak dari teman-teman kalangan guru
Sekolah Dasar ternyata harus banyak belajar membaca dan praktik terhadap
informasi teknologi yang dapat menjadikan kita tidak gaptek terhadap
perkembangan teknologi informasi. Dengan demikian maka kesadaran guru
akan muncul dengan sendirinya setelah mereka menghadapai adanya Uji
Kompetensi Guru seperti ini," jelasnya.
Pelaksanaan
yang dilakukan selama 3 hari ini dibagi menjadi 3 glombang tiap
harinya. Yakni gelombang 1 dimulai pukul 8 s.d 10 lalu gelombang II
pukul 11.00 s.d 13.00 kemudian gelombang III pukul 14.00 s.d 16.00 wib.
bertempat di SMPN 1 Bawang kecamatan Bawang Kabupaten Batang. Pada hari
pertama kemarin peserta dari kalangan guru SMP
hingga SMA, dan pada hari kedua didominasi dari kalangan guru sekolah
dasar yang semuanya itu masih btuh banyak proses pembelajaran.
Pada
hari pertama kemarin ada 3 mapel yang tidak dapat di login yakni Bhasa
Indonesia, PKn, dan BK serta dari 11 peserta yang lulus yakni 1 geografi
dengan nilai 75. Menginjak hari kedua ini ternyata masih ada yang tidak
dapat dibuka yakni mapel PKn. "Sebenarnya secara teknik kami sudah
persiapan lebiah awal, bahkan kami sudah bekerjasama dengan pihak PLN
jika nantinya terjadi listrik padam sudah kami siapkan mesin Genset
untuk pelayanan kegiatan ujian dapat berjalan, selain itu juga bagian
teknisi sarpras menjadi 2 orang yang tadinya hanya satu orang. Dengan
demikian kami sudah tidak khawatir lagi terhadapa pelaksanaan UKG. Namun
pada saat pengerjaan berlangsung ternyata server pusat yang lemah,
bukan pada daerah bawang saja, akan tetapi juga hingga se kabupaten
mengelami hal serupa," jelas
Yogi Wibowo S.Pd M.Pd
Daerah Kecamatan bawang
merupakan daerah paling pinggir kabupaten batang. Banyak tenaga pengajar
khususnya SD yang mengikuti UKG ini kebanyakan rata-rata sudah bermumur
lebih dari 48-55 tahun mereka mengikuti ujian tersebut. Bukan hanya
faktor usia saja pengaruh tidak lancarnya pada pengerjaan soal juga
layanan pada server saat login pertema kali ternyata server lambat hal
tersebut yang tidak bisa sebagaian guru tidak dapat mengikuti.
Kemudian
ada lagi yang di ujikan sebenarnya guru kelas namun karena pada saat
pengisian nomer peserta ujian dan NUPTK tidak pas akhirnya server tidak
bisa login, al hasil peserta tidak bisa mengikuti ujian tersebut. Sebab
Soal dapat diakses pada saat jam-jam tertentu. Dari 100 soal yang
disediakan panitia diberikan batas waktu selama 120 menit peserta dapat
mengerjakan soal.
Kuota yang dimiliki oleh
SMPN 1 Bawang
sebenarnya ada 18 LAN, namun dari kuota tersebut diisi oleh 20 peserta,
sehingga pada saat login ada beberapa peserta yang tidak sapat
mengikuti, hal tersebut juga pengaruh pada LAN yang tersedia.
Para
peserta yang tidak dapat mengikuti ujian biasanya akan mendapatkan
jadwal ujian pada bulan berikutnya yang akan diberikan oleh panitia
pusat. sebab hasil ujian yang saat itu dikerjaan, saat itu juga bisa
langsung di lihat hasilnya yakni jumlah nilai yang didapat.
"Saya
sudah berusaha semaksimal mungkin, tapi kebanyakan dari beberapa soal
banyak yang tidak masuk pada pembelajaran kami, sehingga kami sangat
kesulitan. Terlebih saat awal pertama lagi, terkadang server tidak
lancar. Namun setelah mengikuti ini kami akhirnya tersadar dengan
sendirinya bahwa kegiatan uji kompetensi ini sebuah masukan yang untuk
kemajuan bagi para guru selanjutnya, namun bagi kami yang usianya sudah
1/2 abad terkadang
agak canggung untuk mengerjakannya,"jelas Rahmad salah seorang peserta
ujian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar