Rabu, 01 Agustus 2012

Guru Gaptek, Hambat Uji Komptensi Guru



Batang-Untuk memajukan profesionalitas dalam bekerja kini pihak Dinas pendidikan dan Olahraga (disdikpora) tingkat Provinsi dan Pemda setempat melakukan kegiatan Uji Kompetesi Guru (UKG) yang bertujuan ntuk memajukan kualitas dan profesionalisme para tenaga pengajar. Namun hal itu ternyata banyak mendapatkan dampak yang sangat bersifat intervensi. (1/8)

Sangat memprihatinkan kondisi guru tenaga pendidik, khususnya guru sekolah dasar. Hal tersebut terlihat disaat para peserta Uji Kompetensi Guru berada didepan layar monitor dan harus berhadapan dengan mengerjakan soal secara online yang telah disediakan oleh panitia pusat. Bagi kalangan atau beberapa guru yang notaben jarang memakai atau mengenal komputer apalagi internet maka tak heran bila meraka sulit mengoperasikan alat tersebut. Namun apabila yang memegang adalah seorang guru yang gemar dan rajin berlatih serta membaca maka melihat masalah tersebut dirinya tidak akan bingung alias tidak akan gaptek (gagap teknologi).

Ujian yang dilakukan oleh panitia penyelenggara dan panitia pusat yang selalu berkoordinasi dengan beberapa panitia daerah yakni sebagai koordinator tempat/lokasi ujian kompetensi guru sudah menyiapkan segala sesuatunya, mulai tempat, alat dan sarpras yang dibutuhkan hingga ke teknisi bagia ujian serta salah seorang pengawas.

Seperti yang dijelaskan oleh Yogi Wibowo, S.Pd, M.Pd selaku ketua panitia penyelenggara koordinator daerah wilayah kecamatan Bawang menyampaikan bahwa," kami secara terbuka sudah menyiapkan alat sarpras dan tempat sebagaimana nantinya akan diadakannya uji kompetensi guru, dari ketersedian jaringan internet ke server dan pelayanan yang lainnya, namun jika saya perhatikan banyak dari teman-teman kalangan guru Sekolah Dasar ternyata harus banyak belajar membaca dan praktik terhadap informasi teknologi yang dapat menjadikan kita tidak gaptek terhadap perkembangan teknologi informasi. Dengan demikian maka kesadaran guru akan muncul dengan sendirinya setelah mereka menghadapai adanya Uji Kompetensi Guru seperti ini," jelasnya.

Pelaksanaan yang dilakukan selama 3 hari ini dibagi menjadi 3 glombang tiap harinya. Yakni gelombang 1 dimulai pukul 8 s.d 10 lalu gelombang II pukul 11.00 s.d 13.00 kemudian gelombang III pukul 14.00 s.d 16.00 wib. bertempat di SMPN 1 Bawang kecamatan Bawang Kabupaten Batang. Pada hari pertama kemarin peserta dari kalangan guru SMP hingga SMA, dan pada hari kedua didominasi dari kalangan guru sekolah dasar yang semuanya itu masih btuh banyak proses pembelajaran.

Pada hari pertama kemarin ada 3 mapel yang tidak dapat di login yakni Bhasa Indonesia, PKn, dan BK serta dari 11 peserta yang lulus yakni 1 geografi dengan nilai 75. Menginjak hari kedua ini ternyata masih ada yang tidak dapat dibuka yakni mapel PKn. "Sebenarnya secara teknik kami sudah persiapan lebiah awal, bahkan kami sudah bekerjasama dengan pihak PLN jika nantinya terjadi listrik padam sudah kami siapkan mesin Genset untuk pelayanan kegiatan ujian dapat berjalan, selain itu juga bagian teknisi sarpras menjadi 2 orang yang tadinya hanya satu orang. Dengan demikian kami sudah tidak khawatir lagi terhadapa pelaksanaan UKG. Namun pada saat pengerjaan berlangsung ternyata server pusat yang lemah, bukan pada daerah bawang saja, akan tetapi juga hingga se kabupaten mengelami hal serupa," jelas Yogi Wibowo S.Pd M.Pd

Daerah Kecamatan bawang merupakan daerah paling pinggir kabupaten batang. Banyak tenaga pengajar khususnya SD yang mengikuti UKG ini kebanyakan rata-rata sudah bermumur lebih dari 48-55 tahun mereka mengikuti ujian tersebut. Bukan hanya faktor usia saja pengaruh tidak lancarnya pada pengerjaan soal juga layanan pada server saat login pertema kali ternyata server lambat hal tersebut yang tidak bisa sebagaian guru tidak dapat mengikuti.

Kemudian ada lagi yang di ujikan sebenarnya guru kelas namun karena pada saat pengisian nomer peserta ujian dan NUPTK tidak pas akhirnya server tidak bisa login, al hasil peserta tidak bisa mengikuti ujian tersebut. Sebab Soal dapat diakses pada saat jam-jam tertentu. Dari 100 soal yang disediakan panitia diberikan batas waktu selama 120 menit peserta dapat mengerjakan soal.

Kuota yang dimiliki oleh SMPN 1 Bawang sebenarnya ada 18 LAN, namun dari kuota tersebut diisi oleh 20 peserta, sehingga pada saat login ada beberapa peserta yang tidak sapat mengikuti, hal tersebut juga pengaruh pada LAN yang tersedia.

Para peserta yang tidak dapat mengikuti ujian biasanya akan mendapatkan jadwal ujian pada bulan berikutnya yang akan diberikan oleh panitia pusat. sebab hasil ujian yang saat itu dikerjaan, saat itu juga bisa langsung di lihat hasilnya yakni jumlah nilai yang didapat.

"Saya sudah berusaha semaksimal mungkin, tapi kebanyakan dari beberapa soal banyak yang tidak masuk pada pembelajaran kami, sehingga kami sangat kesulitan. Terlebih saat awal pertama lagi, terkadang server tidak lancar. Namun setelah mengikuti ini kami akhirnya tersadar dengan sendirinya bahwa kegiatan uji kompetensi ini sebuah masukan yang untuk kemajuan bagi para guru selanjutnya, namun bagi kami yang usianya sudah 1/2 abad terkadang agak canggung untuk mengerjakannya,"jelas Rahmad salah seorang peserta ujian.
* Adye

Tidak ada komentar:

Posting Komentar